PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex
Sp )
OLEH
M.FIRDAUS
NPM:124310009
PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar
sarjana pertanian
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex )
PROPOSAL PENELITIAN
NAMA MAHASISWA :
M.FIRDAUS
NPM :
124310009
JURUSAN :
PERIKANAN
DISETUJUI OLEH
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN
PEMBIMBING II
Ir. FAUZI Ir.ROSYADI
DEKAN FAKULTAS PERTANIAN KETUA JURUSAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU BUDIDAYA PERAIRAN
Ir. ZULKIFLI, MS Ir.
ROSYADI
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tugas metode penulisan ilmiah
dengan judul “PENGARUH BEBERAPA JENIS
PUPUK YANG BEERBEDA TERHADAP KEPADATAN CACING SUTRA (Tubifex sp)”.
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. ROSYADI,M.Si
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas ini.
Selanjutnya penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil atas
selesainya tugas ini.
Penulis
menyadari akan segala keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga tugas
ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini nantinya.
Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru
, 15 Mar 2013
Penulis
PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex
Sp )
OLEH
PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar
sarjana pertanian
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex )
PROPOSAL PENELITIAN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
JURUSAN :
PERIKANAN
DISETUJUI OLEH
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN
PEMBIMBING II
Ir. FAUZI Ir.ROSYADI
DEKAN FAKULTAS PERTANIAN KETUA JURUSAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU BUDIDAYA PERAIRAN
Ir. ZULKIFLI, MS Ir.
ROSYADI
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis dapat membuat proposal ini dengan judul “PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK YANG
BEERBEDA TERHADAP KEPADATAN CACING SUTRA (Tubifex
sp)”.
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. FAUZI selaku
pembimbing 1dan bapak Ir. ROSYADI,M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas ini. Selanjutnya penulis juga
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, baik moril maupun materil atas selesainya tugas ini.
Penulis
menyadari akan segala keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga tugas
ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini nantinya.
Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru
, 15 Mar 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Isi Halaman
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………………….
|
|
|
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………………
|
|
|
DAFTAR
TABEL……………………………………………………………………….
|
|
|
DAFTAR
LAMPIRAN …………………………………………………………………
|
|
|
I.
|
PENDAHULUAN
……………………………………………………………….
|
|
|
1.1.
Latar belakang………………………………………………………………...
|
|
|
1.2.
Tujuan Penelitian……………………………………………………………..
|
|
II.
|
TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………….
|
|
|
2.1.
Biologi………………………………………………………………………..
|
|
|
2.2. Ekologi ………………………………………………………………………
|
|
|
2.3. Pemanfaatan
………………………………………………………………….
|
|
|
2.4. Teknik pembudidayaan
………………………………………………………
|
|
III.
|
BAHAN
DAN METODA………………………………………………………..
|
|
|
3.1. Waktu dan tempat
………………………………………………………........
|
|
|
3.2. Alat dan bahan
……………………………………………………………….
|
|
|
3.2.1. Alat
…………………………………………………………………….......
|
|
|
3.2.2. Bahan
………………………………………………………………………
|
|
|
3.3. Metoda penelitian
……………………………………………………………
|
|
|
3.3.1 Perlakuan dan rancangan
…………………………………………………..
|
|
|
3.3.2. prosedur penelitian
…………………………………………………….......
|
|
|
3.3.3. Hypotesis dan asumsi
………………………………………………………
|
|
|
3.3.4. Perhitungan
………………………………………………………………...
|
|
|
3.4. Analisis data
………………………………………………………………….
|
|
IV.
|
JADWAL
PENELITIAN………………………………………………………..
|
|
V.
|
ORGANISASI
PENELITIAN ………………………………………………….
|
|
VI.
|
ANGGARAN
BIAYA …………………………………………………………...
|
|
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………..
|
|
DAFTAR TABEL
Table Halaman
1.
|
Jimlah
cacing sutra (Tubifex sp )
Pada
media kultur yang berbeda …………………………………………………….
|
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
|
Perkembangan
( jumlah ) cacing sutra (tubifex sp)
dari masing-masingperlakuan dari hari kedua sampai akhir
penelitian……………………………………………………
|
|
|
|
|
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Makanan alami sangat menentukan
tinggi rendahnya mortalitas terutama benih. Hal ini antara lain disebabkan
tidak tersedianya makanan yang sesuai dengan lebar mulut ikan dan kekuatan alat
pencernaannya. Makanan buatan yang
pembuatannya diupayakan sebaik dan sesempurna mungkin, biasanya kualitas dan
kandungan gizinya belum sesuai, baik selera dan cara makan ikan.
Satu-satunya jalan adalah dengan
menyediakan makanan alami secukup nya. Makanan alami paling di sukai ikan dan
dengan sendirinya tersedia dari berbagai ukuran sehingga bisa diberikan pada
semua ukuran dan besarnya ikan.
Dikalanagan pembudidayaan ikan hias telah lama dikenal
cacing rambut atau cacing sutra ( tubfex sp).
Berdasarkan informasi makanan
ikan yang diproduksi di Taiwan dalam bentuk kering, cacing sutra ( tubifex sp ) memiliki kadar protein 65%,
lemak 8%, serat 2% (tubifex worms).
Selain memiliki kadar gizi yang
cukup tinggi cacing sutra ini bisa diberikan dalam keadaan hidup maupun dalam
keadaan mati atau kering.
Di Negara-negara tertentu seperti
Taiwan telah memproduksi cacing sutra (tubifex
sp) dan dikemas dalam bentuk kering, sehingga tahan lama dan mudah dalam
pemasarannya.
MUDJIMAN(1987) menyatakan bahwa
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan larva
diantaranya ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, dapat di cerna,
harganya murah, mudah diperoleh, kadar proteinnye tinggi, disukai larva,
makanan yang terbaik, kaerena makanan ini ada yang berukuran sangat kecil,
sehingga sesuai dengan buka mulut larva, disamping itu makanan alami bergerak
dan tidak lekas membusuk dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi.
Cacing sutra banyak tersedia di
alam, namun untuk lokasi-lokasi tertentu cacing ini sulit didapatkan, sehingga
perlu diketahui cara membudidayakannya.
Oleh karena itu penulis meras
tertarik untuk meneliti cacing sutra ini (tubifex
sp) pada media kultur yang berbeda. Sehingga dapat diketahui media mana
yang terbaik untuk kepadatan cacing sutra.
1.2.Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan
dilakukan penelitian ini adalh untuk mengetahui teknik budidaya cacing sutra (tubifex sp) pada beberapa pupuk organic
yang berbeda serta metoda atau cara membudidayakannya.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Biologi
Menurut radiosapoetra (1990) bahwa cacing sutra (tubifex sp) termasuk kedalam phylum
annelid (annulus= cincin kecil ) oidos (bentuk) clasis Oligochaeta, ordo
Limicolae. Cacing-cacing yang termasuk dalam phylum ini tubuhnya
bersegment-segment. Umumnya berbentuk panjang cylindris, selalu bersifat
hermafrodit, testis dan ovarium terdapat dalam segment-segment, reproduksi
dilakukan dengan fertilisasi silang, pertumbuhan dan perkembangan secara
lansung tanpa melalui stadium larva.
Kelas
oligochaeta meliputi dua ordo yaitu :
1.
Ordo
Terrycolae, adalah oligochaeta yang bersifat teristerial, yaitu hidup di tanah.
contoh : Lumbricus
2.
Ordo
Limicolae, yaitu yang bersifat aquatic.
Contoh : Tubifex sp
Susanto (1988) menyatakan bahwa
cacing sutra (tubifex sp) termasuk
binatang lunak dari kelas oligachaeta yang tumbuh subur di air yang mengalir
dan mengandung bahanorganik tinggi. Hidup bergerombol di dasar perairan bersama
sampah dan lumpur lunak.
Suprayitno (1990) menyatakan
bahwa untuk mendapatkan makanan alami yang relative cukup besar, jenis cacing
kecilpun dapat dibudidayakan. Cacing yang biasa dibudidayakan di perairan tawar
adalah cacing rambut (tubifex sp).
Cacing rambut (tubifex sp) memiliki
ukuran kecil dengan tubuh yang ramping dan memiliki ukuran panjang 1cm-2,4cm.
warna tubuh kemerah-merahan. Cacing rambut ( tubifex sp) termasuk kedalam kelompok annelid.
Disamping itu cacing sutra
memiliki saluran pencernaan yang dimulaidari mulut yang berupa celah kecil pada
daerah terminal dan berujung pada anus bagian sub terminal. Cacing sutra bisa
hidup pada perairan –perairan jernih yang sedikit mengalir dengan dasar banyak
bahan organic. Biasanya cacing ini akan membenamkan bagian kepalanya pada dasar
perairan untuk mendapatkan makanan. Sementara bagian ekor akan disembulkan dari
dasar untuk melakukan pernapasan, yang dilakukan secara difusi sehingga
sepintas lalu pada perairan yang banyak terdapat cacing ini akan terlihat
seperti koloni limut merah yang melambai-lambai. Bahan makanan yang digunakan
untuk sumber kalorinya, cacing sutra akan memakan langsung sisa-sisa makanan
kecilyang membusuk atau bahan-bahan organic yang mengendap didasar perairan.
Dalam pengembangbiakannya cacing
sutra (tubifex sp) menghasilkan telur,
sifat dan system reproduksi cacing ini adalah hermaprodit dimana satu individu
memiliki dua alat kelamin.
Telur-telur biasanya dihasilkan
oleh cacing yang telah mengalami kematangan sex betinanya yang selanjutnya
dibuahi oleh individu cacing lain yang kelamin jantannya telah matang.
2.2.Ekologi
Lingga (1990) menyatakan bahwa
cacing sutra (tubifex sp) banyak
dijumpai di perairan dasar sungai berlumpur.
Radiosapoetra (1990) menyatakan
bahwa cacing sutra (tubifex sp) hidup
didalam tanah yang lembab dalam air tawar.
Mudjiman (1988) menyatakan bahwa
cacing sutra (tubifex sp) banyak
terdapat di dasar sungai dan sangat disukai oleh anak-anak ikan.
2.3. Pemanfaatan
Lingga (1987) menyatakan bahwa
cacing sutra (tubifex sp) merupakan
makanan untuk memacu pertumbuhan anak ikan. Sedangkan untuk induk ikan yang
sedang bunting bisa menghambat keluarnya telur, hal ini disebabkan kandungan
lemak yang dimilikinya sangat tinggi, sehingga bisa terjadi penyumbatan pada
saluran telur induk ikan.
Susanto (1988) menyatakan bahwa
cacing sutra terkenal sebagai pemacu pertumbuhan anak ikan yang matang telur
(untuk dipijahkan), cacing sutra (tubifex
sp) tidak cocok, karena menghambat keluarnya telur. Hal ini disebabkan kandungan
lemak yang berlebihan menyumbat saluran telur induk.
2.4. Teknik
Pembudidayaan
Menurut suorayitno (1991) bahwa
pembudidayaan cacing sutra (tubifex
sp) dapat dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
adalah : 1) tahap penyediaan wadah pemeliharaan, 2) penyediaan media tumbuh
pemeliharaaan,3) pmeliharaan dan 4) pemnenan hasil.
1.Penyediaan wadah pemeliharaan
Sebagai pemeliharaan biasanya dipakai
kolam tanah kecil ukuran 1,5 x 1,5 m atau kolam berukuran 10 x 10 m yang diberi
petakan papan di dalam nya dengan ukuran petakan tadi.tahapan selanjutnya,
adalah mencangkul dasar kolam hingga terasa tanah dasar menjadi empuk dan
genangi kolam tersebut sehingga 5cm dari permukaan tanah dasar selama dua hari.
Untuk menepatkan pergiliran air, maka pada pojok bagian kiri dan bagian kanan
diberi antara. Untuk pengolahan tanah dasar, dapat dilakukan dengan
pencangkulan dan usahakan tiap kotakan tanah dasarnya agak gembur. Wadah tadi
diberi kapur dengan maksud untuk memperbaiki kualitas air terutama pH dan
menghilangkan bibit-bibit penyakit. Dosis kapur yang di berikan 200-300 g/m2.
Sedangkan jenis kapur ynag dipergunakan adalah kapur tohor ( CaO).
2.penyediaan media pemeliharaan
Bahan yang dapat
digunakan untuk budidaya cacing tubifex adalah dedak, kotoran ayam dan kotoran
kambing. Untuk penyediaan media digunakan dedak, dapat dilakukan sebagai
berikut : pada tanah dasar kolam yang telah dicampur, adukkan dengan dosis
200-250 g/m2 secara merata. Setelah merata, selanjut nya direndam dengan air
setnggi 5cm selama 3-4 hari, agar kondisi air dedak menjadi busuk. Kemudian
penyediaan media dengan menggunakan kotoran ayam atau kambing, dapat dilakukan
sebagai berikut : ambil sejumlah kotoran ayam atau kambing dan bersihkan dari
bahan-bahan lain.setelah bersih, selanjutnya dijemur pupuk kandang tersebut
pada terik matahari. Pupuk tersebut dihancurkan dengan halus dan campurkan
dengan tanah dasar kolam yang telah dicangkul secara merata dengan dosis
200-250 g/m2. Rendam hasil adukan tersebut dengan air setinggi 5cm. diamkan
selama 3-4 hari, agar proses pembusukan terjadi, sehingga diharapkan bahan
makanan bagi cacing tersedia.
3. Pemeliharaan
Bibit
cacing-cacing sutra dapat dicari di parit-parit yang berasal dari pembuangan
limbah rumah tangga. Koloni tubifex dapat diambil dengan menggunakan cangkul
kecil dan pengambilan harus dilakukan bersama-sama tanah dimana cacing itu
hidup. Sebelum bibit ditebarkan pada media yang telah disiapkan sebaiknya
aliran air di control dan diperkirakan aliran tersebut memiliki debit yang
relative kecil dan dapat mengganti air yang ada didalam kolam pada waktu 30-35
menit. Disamping itu, sebelum bibit di tanam sebaiknya kualitas air di uji
terlebih dahulu, hal ini unyuk menjaga kemungkinan kandungan amoniak (NH3)
masih tinggi terutama pada media yang menggunakan pupuk kandang. Masa
pemeliharaan biasa nya dilakukan selama 7-11 hari, bila tanahnya telah cocok
cacing tubifex sp dapat berkembang.
III.BAHAN DAN METODA
3.1. Waktu dan tempat
Penelitian ini
akan dilaksanakan pada bulan januari tahun 2012 selama tiga minggu dengan
lokasi pusat kajian pembangunan Pedesaan Universitas Islam Riau Perhentian
marpoyan.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang
digunakan pada penelitian ini antara lain :
1.
Timbangan
ohaus
2.
Mistar
(cm) dengan ketelitian 10 cm
3.
Baskom
4.
Peralatan
bedah
5.
Gelas
ukur
6.
Pipa
paralon
7.
Lem
PVC
8.
Papan
untuk kotak
9.
pH
tester
10.
DO
meter
11.
pH
soil tester
12.
peralatan
tukang
-
paku
-
martil
-
gergaji
13.
plastic
hitam
14.
loupe
15.
drum
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.
pupuk
kandang (koyoran ayam)
2.
dedak
padi halus
3.
limbah
makanan dapur yang telah membusuk
4.
cacing
sutra (tubifex sp)
limbah makanan
dapur yang digunakan adalah berasal dari rumah makan.
3.3. Metoda Penelitian
3.3.1. Perlakuan
Dan Rancangan
Rancangan
yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga taraf
perlakuan dengan 3 kali ulangan. Dimana perlakuannya adalah sebagai berikut:
A : 100 gram kotoran ayam
B : 100 gram dedak halus
C : 100 gram sisa makanan dapur
3.3.2. Prosedur
Penelitian
Pertama
sekali yang harus disiapkan adalah media kultur 9 buah kotak dengan ukuran 200
x 20 x 20 (cm), yang dilapisi dengan plastic hitam agar tidak bocor.
Kedalam masing-masing media
diberikan lumpur halus yang berasal dari kolam dengan ketebalan 5 cm. media
tersebut dicampur dengan bahan-bahan yang telah disediakan.
Media diberi kapur untuk
menaikkan pH tanah guna terjadinya perombakan bahan organik secara sempurna,
dan menghilangkan bibit-bibit penyakit. Dosis kapur yang diberikan 80-120 g/m2.
Kapur yang digunakan adalah kapur tohor (CaO). Setelah pH normal barulah
diberikan pupuk pada masing-masing perlakuan.
Media dibiarkan selama lima hari
dalam keadaan lembab dan terkena sinar matahari. Setelah lima hari bari
diberikan aliran air yang kecil dan kontiniu. Baru disebarkan bibit cacing
sutra (tubifex sp) yang sehat dalam
jumlah yang cukup secara merata. Cara meletakkan bibit cacing yaitu pada lubang
kecil yang telah dibuat terlebih dahulu. Pada media kultur diberikan atap aagar
terhindardari sengatan sinar matahari dan curahan air hujan.
Pengamatan kualitas air dilihat
pada awal dan pada saat pengambilan sampel selama penelitian.
Perkembangan cacing dari hari ke
hari terus diamati.
3.3.3. Hypotesis
dan Asumsi
Hypothesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho: tidak ada perbedaan perkembangan pertumbuhan
cacing sutra yang nyata pada media kultur yang berbeda
Hi: ada pengruh terhadap perkembangan
pertumbuhan cacing sutra yang nyata dengan media kultur yang berbeda.
Ada beberapa asumsi yang diajukan
dalam penelitian ini antara lain :
1.
bibit
yang digunakan dalam keadaan sehat, jumlah dan ukuran yang sama
2.
Dbit
air pada media kultur sama.
3.
Perombakan
bahan organic pada media kultur setelah lima hari dianggap sama.
3.3.4.Perhitungan
Data yang akan
diteliti yaitu : perkembangan (jumlah) cacing sutra (tubifex sp) dari masing-masing media kultur. Cacing diambil pada
koloninya dengan ukuran 2 x 2 cm dan dihitung jumlahnya, apabila jumlahnya
terlalu banyak maka dihitung dengan menggunakan metoda volume-trik. Berat
cacing sutra juga dihitung dengan timbangan ohaus samapai akhir penelitian.
Pengambilan cacing dua hari sekali. Dari sini dapat dilihat perbedaan jumlah
masing-masing perlakuan, sehingga kita dapat mengetahui pupukmana yang terbaik
perkembangannya (lampiran 1).
Data yang dapat
dianalisa secara statistic dan apabila terjadi perbedaan yang nyata dilanjutkan
dengan uji lanjut newman keuls.
Table 1. jumlah cacing sutra (tubifex sp) pada media kultur yang berbeda
Ulanagan
|
Pelakuan
|
Jumlah
|
||
A
|
B
|
C
|
||
1
|
A1
|
B1
|
C1
|
|
2
|
A2
|
B2
|
C2
|
|
3
|
A3
|
B3
|
C3
|
|
Jumlah
|
JA
|
JB
|
JC
|
|
Rata-rata
|
XA
|
XB
|
XC
|
|
3.4. Analisa data
Berdasrkan data
yang didapat tadi di hitung secara statistic. Apabila terdapat perbedaan dimana
F hitung lebih besar dari F table maka dilanjutkan dengan uji rentang newman
keuls untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik.
IV. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini
akan dilaksanakan selama lebih kurang tiga minggu, yang direncanakan pada bulan
januari 2012. Adapun jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||||||||||
Nov
|
Des
|
Jan
|
Feb
|
||||||||||||||
1
|
Pembuatan
proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Seminar
proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Seminar
hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
V. ORGANISASI PENELITIAN
1.
Pelaksanaan Penelitian
Nama : M.IRDAUS
NPM : 124310009
Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Pertanian UIR
Alamat : Fakultas Pertanian UIR
Pekanbaru
2.
Dosen Pembimbing
I
Nama : Ir. FAUZI
Pekerjaan : Dosen Fakultas pertanian UIR
Alamat : Fakultas Pertanian UIR
Pekanbaru
3.
Dosen Pembimbing
II
Nama : Ir.ROSYADI
Pekerjaan : Dosen Fakultas pertanian UIR
Alamat : Fakultas Pertanian UIR Pekanbaru
BIAYA
VI. ANGGARAN
Pemakaian biaya pada penelitian
ini dengan perincian sebagai berikut :
1.
|
Persiapan
|
|||
|
a.
|
Pengetikan proposal
|
Rp
|
30.000,
|
|
b.
|
Perbanyakan proposal
|
Rp
|
55.000,
|
|
c.
|
Seminar proposal
|
Rp
|
15.000,
|
|
d.
|
Revisi proposal
|
Rp
|
5.000,
|
|
e.
|
Jilid proposal
|
Rp
|
50.000,
|
2.
|
Pelaksanaan
|
|||
|
a.
|
Alat dan wadah
|
Rp
|
80.000,
|
|
b.
|
Bibit
|
Rp
|
15.000,
|
|
c.
|
Transportasi
|
Rp
|
30.000,
|
|
d.
|
Konsumsi
|
Rp
|
40.000,
|
3.
|
Laporan
|
|||
|
a.
|
Penyusunan laporan
|
Rp
|
40.000,
|
|
b.
|
Perbanyakan laporan
|
Rp
|
55.000,
|
|
c.
|
Seminar hasil
|
Rp
|
25.000,
|
|
d.
|
Revisi hasil
|
Rp
|
5.000,
|
|
e.
|
Jilid hasil
|
Rp
|
75.000,
|
4.
|
Biaya
tak terduga
|
|||
Biaya tak terduga 10%
|
Rp
|
52.000,
|
||
Total biaya seluruhnya
|
Rp
|
572.000,
|
DAFTAR PUSTAKA
LINGGA, P dan SUSANTO, H.1937. Ikan Hias Air Tawar
Penebar Swadaya. Jakarta. 236 Halaman.
_________. 1990. Mas Koki . Penebar Swadaya. Jakarta
. 144 Halaman.
MUDJIMAN, A. 1987. Makanan Ikan . Penebar Swadaya. Jakarta
. Halaman .
RADIOPOETRA. 1990. Zoology . Erlangga . Jakarta .619
Halaman.
SUPRAYITNO, H, S. 1991. Kultur Makanan Alami.
DIREKTORAT JENDRAL PERIKANAN. 31 Halaman
SUSANTO, H, (1990) Maanvis . Penebar Swadaya.
Jakarta. 110 Halaman.
Lampiran
1. Perkembangan (jumlah) cacing sutra (tubifex sp) dari masing-masing media
kultur dari hari kedua sampai akhir penelitian.
Perlakuan /ulangan
|
Hari
|
JML
|
||||||
|
1
|
3
|
5
|
7
|
9
|
Dst
|
||
A
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
|
|
|
|
|
|
||
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
|
|
|
|
|
|
||
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
||
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
||
3
|
|
|
|
|
|
|
||
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
|
|