Rabu, 04 September 2013

tubifex sp


PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex Sp )


OLEH
M.FIRDAUS
NPM:124310009


PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
                                                       Gelar sarjana pertanian                 









FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013


PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex )


PROPOSAL PENELITIAN


NAMA MAHASISWA                      : M.FIRDAUS
NPM                                                   : 124310009
JURUSAN                                          : PERIKANAN

DISETUJUI OLEH

            DOSEN PEMBIMBING I                                         DOSEN PEMBIMBING II


                        Ir. FAUZI                                                                   Ir.ROSYADI

       DEKAN FAKULTAS PERTANIAN                                    KETUA  JURUSAN
  UNIVERSITAS ISLAM RIAU                                        BUDIDAYA PERAIRAN 


                        Ir. ZULKIFLI, MS                                                     Ir. ROSYADI





KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tugas metode penulisan ilmiah dengan judul “PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK YANG BEERBEDA TERHADAP KEPADATAN CACING SUTRA (Tubifex sp)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. ROSYADI,M.Si yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas ini. Selanjutnya penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil atas selesainya tugas ini.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga tugas ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini nantinya. Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.



                                                                                                Pekanbaru , 15 Mar 2013

                                                                                   
                                                                                                            Penulis










PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex Sp )


OLEH




PROPOSAL PENELITIAN
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
                                                       Gelar sarjana pertanian                 









FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013


PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK
YANG BERBEDA TERHADAP KEPADATAN
CACING SUTRA ( Tubifex )


PROPOSAL PENELITIAN


NAMA MAHASISWA                      :
NPM                                                   :
JURUSAN                                          : PERIKANAN

DISETUJUI OLEH

            DOSEN PEMBIMBING I                                         DOSEN PEMBIMBING II


                        Ir. FAUZI                                                                   Ir.ROSYADI

       DEKAN FAKULTAS PERTANIAN                                    KETUA  JURUSAN
  UNIVERSITAS ISLAM RIAU                                        BUDIDAYA PERAIRAN 


                        Ir. ZULKIFLI, MS                                                     Ir. ROSYADI





KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat membuat proposal ini dengan judul “PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK YANG BEERBEDA TERHADAP KEPADATAN CACING SUTRA (Tubifex sp)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. FAUZI selaku pembimbing 1dan bapak Ir. ROSYADI,M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas ini. Selanjutnya penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil atas selesainya tugas ini.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga tugas ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini nantinya. Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.



                                                                                                Pekanbaru , 15 Mar 2013

                                                                                   
                                                                                                            Penulis










DAFTAR ISI
Isi                                                                                                                    Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………

I.
PENDAHULUAN ……………………………………………………………….


1.1. Latar belakang………………………………………………………………...


1.2. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..

II.
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….


2.1. Biologi………………………………………………………………………..


2.2. Ekologi  ………………………………………………………………………


2.3. Pemanfaatan ………………………………………………………………….


2.4. Teknik pembudidayaan ………………………………………………………

III.
BAHAN DAN METODA………………………………………………………..


3.1. Waktu dan tempat ………………………………………………………........


3.2. Alat dan bahan ……………………………………………………………….


3.2.1. Alat …………………………………………………………………….......


3.2.2. Bahan ………………………………………………………………………


3.3. Metoda penelitian ……………………………………………………………


3.3.1 Perlakuan dan rancangan …………………………………………………..


3.3.2. prosedur penelitian …………………………………………………….......


3.3.3. Hypotesis dan asumsi ………………………………………………………


3.3.4. Perhitungan ………………………………………………………………...


3.4. Analisis data ………………………………………………………………….

IV.
JADWAL PENELITIAN………………………………………………………..

V.
ORGANISASI PENELITIAN ………………………………………………….

VI.
ANGGARAN BIAYA …………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..




                                                                       
           




DAFTAR TABEL

Table                                                                                                                          Halaman
1.
Jimlah cacing sutra (Tubifex  sp )
Pada media kultur yang berbeda …………………………………………………….


























DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                                    Halaman
1.
Perkembangan ( jumlah ) cacing sutra (tubifex sp) dari masing-masingperlakuan dari hari kedua sampai akhir penelitian……………………………………………………





























1.PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang
Makanan alami sangat menentukan tinggi rendahnya mortalitas terutama benih. Hal ini antara lain disebabkan tidak tersedianya makanan yang sesuai dengan lebar mulut ikan dan kekuatan alat pencernaannya. Makanan  buatan yang pembuatannya diupayakan sebaik dan sesempurna mungkin, biasanya kualitas dan kandungan gizinya belum sesuai, baik selera dan cara makan ikan.
Satu-satunya jalan adalah dengan menyediakan makanan alami secukup nya. Makanan alami paling di sukai ikan dan dengan sendirinya tersedia dari berbagai ukuran sehingga bisa diberikan pada semua ukuran dan besarnya ikan.
Dikalanagan  pembudidayaan ikan hias telah lama dikenal cacing rambut atau cacing sutra ( tubfex sp).
Berdasarkan informasi makanan ikan yang diproduksi di Taiwan dalam bentuk kering, cacing sutra ( tubifex sp ) memiliki kadar protein 65%, lemak 8%, serat 2% (tubifex worms).
Selain memiliki kadar gizi yang cukup tinggi cacing sutra ini bisa diberikan dalam keadaan hidup maupun dalam keadaan mati atau kering.
Di Negara-negara tertentu seperti Taiwan telah memproduksi cacing sutra (tubifex sp) dan dikemas dalam bentuk kering, sehingga tahan lama dan mudah dalam pemasarannya.
MUDJIMAN(1987) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan larva diantaranya ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, dapat di cerna, harganya murah, mudah diperoleh, kadar proteinnye tinggi, disukai larva, makanan yang terbaik, kaerena makanan ini ada yang berukuran sangat kecil, sehingga sesuai dengan buka mulut larva, disamping itu makanan alami bergerak dan tidak lekas membusuk dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi.
Cacing sutra banyak tersedia di alam, namun untuk lokasi-lokasi tertentu cacing ini sulit didapatkan, sehingga perlu diketahui cara membudidayakannya.
Oleh karena itu penulis meras tertarik untuk meneliti cacing sutra ini (tubifex sp) pada media kultur yang berbeda. Sehingga dapat diketahui media mana yang terbaik untuk kepadatan cacing sutra.
1.2.Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalh untuk mengetahui teknik budidaya cacing sutra (tubifex sp) pada beberapa pupuk organic yang berbeda serta metoda atau cara membudidayakannya.






II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi
Menurut  radiosapoetra (1990) bahwa cacing sutra (tubifex sp) termasuk kedalam phylum annelid (annulus= cincin kecil ) oidos (bentuk) clasis Oligochaeta, ordo Limicolae. Cacing-cacing yang termasuk dalam phylum ini tubuhnya bersegment-segment. Umumnya berbentuk panjang cylindris, selalu bersifat hermafrodit, testis dan ovarium terdapat dalam segment-segment, reproduksi dilakukan dengan fertilisasi silang, pertumbuhan dan perkembangan secara lansung tanpa melalui stadium larva.
Kelas oligochaeta meliputi dua ordo yaitu :
1.     Ordo Terrycolae, adalah oligochaeta yang bersifat teristerial, yaitu hidup di tanah. contoh  : Lumbricus
2.     Ordo Limicolae, yaitu yang bersifat aquatic.
Contoh : Tubifex sp

Susanto (1988) menyatakan bahwa cacing sutra (tubifex sp) termasuk binatang lunak dari kelas oligachaeta yang tumbuh subur di air yang mengalir dan mengandung bahanorganik tinggi. Hidup bergerombol di dasar perairan bersama sampah dan lumpur lunak.
Suprayitno (1990) menyatakan bahwa untuk mendapatkan makanan alami yang relative cukup besar, jenis cacing kecilpun dapat dibudidayakan. Cacing yang biasa dibudidayakan di perairan tawar adalah cacing rambut (tubifex sp). Cacing rambut (tubifex sp) memiliki ukuran kecil dengan tubuh yang ramping dan memiliki ukuran panjang 1cm-2,4cm. warna tubuh kemerah-merahan. Cacing rambut ( tubifex sp) termasuk kedalam kelompok annelid.
Disamping itu cacing sutra memiliki saluran pencernaan yang dimulaidari mulut yang berupa celah kecil pada daerah terminal dan berujung pada anus bagian sub terminal. Cacing sutra bisa hidup pada perairan –perairan jernih yang sedikit mengalir dengan dasar banyak bahan organic. Biasanya cacing ini akan membenamkan bagian kepalanya pada dasar perairan untuk mendapatkan makanan. Sementara bagian ekor akan disembulkan dari dasar untuk melakukan pernapasan, yang dilakukan secara difusi sehingga sepintas lalu pada perairan yang banyak terdapat cacing ini akan terlihat seperti koloni limut merah yang melambai-lambai. Bahan makanan yang digunakan untuk sumber kalorinya, cacing sutra akan memakan langsung sisa-sisa makanan kecilyang membusuk atau bahan-bahan organic yang mengendap didasar perairan.
Dalam pengembangbiakannya cacing sutra (tubifex sp) menghasilkan telur, sifat dan system reproduksi cacing ini adalah hermaprodit dimana satu individu memiliki dua alat kelamin.
Telur-telur biasanya dihasilkan oleh cacing yang telah mengalami kematangan sex betinanya yang selanjutnya dibuahi oleh individu cacing lain yang kelamin jantannya telah matang.



2.2.Ekologi
Lingga (1990) menyatakan bahwa cacing sutra (tubifex sp) banyak dijumpai di perairan dasar sungai berlumpur.

Radiosapoetra (1990) menyatakan bahwa cacing sutra (tubifex sp) hidup didalam tanah yang lembab dalam air tawar.
Mudjiman (1988) menyatakan bahwa cacing sutra (tubifex sp) banyak terdapat di dasar sungai dan sangat disukai oleh anak-anak ikan.

2.3. Pemanfaatan
Lingga (1987) menyatakan bahwa cacing sutra (tubifex sp) merupakan makanan untuk memacu pertumbuhan anak ikan. Sedangkan untuk induk ikan yang sedang bunting bisa menghambat keluarnya telur, hal ini disebabkan kandungan lemak yang dimilikinya sangat tinggi, sehingga bisa terjadi penyumbatan pada saluran telur induk ikan.
Susanto (1988) menyatakan bahwa cacing sutra terkenal sebagai pemacu pertumbuhan anak ikan yang matang telur (untuk dipijahkan), cacing sutra (tubifex sp) tidak cocok, karena menghambat keluarnya telur. Hal ini disebabkan kandungan lemak yang berlebihan menyumbat saluran telur induk.

2.4. Teknik Pembudidayaan
Menurut suorayitno (1991) bahwa pembudidayaan cacing sutra (tubifex sp) dapat dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah : 1) tahap penyediaan wadah pemeliharaan, 2) penyediaan media tumbuh pemeliharaaan,3) pmeliharaan dan 4) pemnenan hasil.
1.Penyediaan wadah pemeliharaan
Sebagai pemeliharaan biasanya dipakai kolam tanah kecil ukuran 1,5 x 1,5 m atau kolam berukuran 10 x 10 m yang diberi petakan papan di dalam nya dengan ukuran petakan tadi.tahapan selanjutnya, adalah mencangkul dasar kolam hingga terasa tanah dasar menjadi empuk dan genangi kolam tersebut sehingga 5cm dari permukaan tanah dasar selama dua hari. Untuk menepatkan pergiliran air, maka pada pojok bagian kiri dan bagian kanan diberi antara. Untuk pengolahan tanah dasar, dapat dilakukan dengan pencangkulan dan usahakan tiap kotakan tanah dasarnya agak gembur. Wadah tadi diberi kapur dengan maksud untuk memperbaiki kualitas air terutama pH dan menghilangkan bibit-bibit penyakit. Dosis kapur yang di berikan 200-300 g/m2. Sedangkan jenis kapur ynag dipergunakan adalah kapur tohor ( CaO).
2.penyediaan media pemeliharaan
Bahan yang dapat digunakan untuk budidaya cacing tubifex adalah dedak, kotoran ayam dan kotoran kambing. Untuk penyediaan media digunakan dedak, dapat dilakukan sebagai berikut : pada tanah dasar kolam yang telah dicampur, adukkan dengan dosis 200-250 g/m2 secara merata. Setelah merata, selanjut nya direndam dengan air setnggi 5cm selama 3-4 hari, agar kondisi air dedak menjadi busuk. Kemudian penyediaan media dengan menggunakan kotoran ayam atau kambing, dapat dilakukan sebagai berikut : ambil sejumlah kotoran ayam atau kambing dan bersihkan dari bahan-bahan lain.setelah bersih, selanjutnya dijemur pupuk kandang tersebut pada terik matahari. Pupuk tersebut dihancurkan dengan halus dan campurkan dengan tanah dasar kolam yang telah dicangkul secara merata dengan dosis 200-250 g/m2. Rendam hasil adukan tersebut dengan air setinggi 5cm. diamkan selama 3-4 hari, agar proses pembusukan terjadi, sehingga diharapkan bahan makanan bagi cacing tersedia.

3. Pemeliharaan
Bibit cacing-cacing sutra dapat dicari di parit-parit yang berasal dari pembuangan limbah rumah tangga. Koloni tubifex dapat diambil dengan menggunakan cangkul kecil dan pengambilan harus dilakukan bersama-sama tanah dimana cacing itu hidup. Sebelum bibit ditebarkan pada media yang telah disiapkan sebaiknya aliran air di control dan diperkirakan aliran tersebut memiliki debit yang relative kecil dan dapat mengganti air yang ada didalam kolam pada waktu 30-35 menit. Disamping itu, sebelum bibit di tanam sebaiknya kualitas air di uji terlebih dahulu, hal ini unyuk menjaga kemungkinan kandungan amoniak (NH3) masih tinggi terutama pada media yang menggunakan pupuk kandang. Masa pemeliharaan biasa nya dilakukan selama 7-11 hari, bila tanahnya telah cocok cacing tubifex sp dapat berkembang.



















III.BAHAN DAN METODA

3.1. Waktu dan tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari tahun 2012 selama tiga minggu dengan lokasi pusat kajian pembangunan Pedesaan Universitas Islam Riau Perhentian marpoyan.

3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1.     Timbangan ohaus
2.     Mistar (cm) dengan ketelitian 10 cm
3.     Baskom
4.     Peralatan bedah
5.     Gelas ukur
6.     Pipa paralon
7.     Lem PVC
8.     Papan untuk kotak
9.     pH tester
10.  DO meter
11.  pH soil tester
12.  peralatan tukang
-        paku
-        martil
-        gergaji
13.  plastic hitam
14.  loupe
15.  drum
3.2.2 Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.     pupuk kandang (koyoran ayam)
2.     dedak padi halus
3.     limbah makanan dapur yang telah membusuk
4.     cacing sutra (tubifex sp)
limbah makanan dapur yang digunakan adalah berasal dari rumah makan.

3.3. Metoda Penelitian
3.3.1. Perlakuan Dan Rancangan
            Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan. Dimana perlakuannya adalah sebagai berikut:
A : 100 gram kotoran ayam
B : 100 gram dedak halus
C : 100 gram sisa makanan dapur

3.3.2. Prosedur Penelitian
            Pertama sekali yang harus disiapkan adalah media kultur 9 buah kotak dengan ukuran 200 x 20 x 20 (cm), yang dilapisi dengan plastic hitam agar tidak bocor.
Kedalam masing-masing media diberikan lumpur halus yang berasal dari kolam dengan ketebalan 5 cm. media tersebut dicampur dengan bahan-bahan yang telah disediakan.
Media diberi kapur untuk menaikkan pH tanah guna terjadinya perombakan bahan organik secara sempurna, dan menghilangkan bibit-bibit penyakit. Dosis kapur yang diberikan 80-120 g/m2. Kapur yang digunakan adalah kapur tohor (CaO). Setelah pH normal barulah diberikan pupuk pada masing-masing perlakuan.
Media dibiarkan selama lima hari dalam keadaan lembab dan terkena sinar matahari. Setelah lima hari bari diberikan aliran air yang kecil dan kontiniu. Baru disebarkan bibit cacing sutra (tubifex sp) yang sehat dalam jumlah yang cukup secara merata. Cara meletakkan bibit cacing yaitu pada lubang kecil yang telah dibuat terlebih dahulu. Pada media kultur diberikan atap aagar terhindardari sengatan sinar matahari dan curahan air hujan.
Pengamatan kualitas air dilihat pada awal dan pada saat pengambilan sampel selama penelitian.
Perkembangan cacing dari hari ke hari terus diamati.

3.3.3. Hypotesis dan Asumsi

Hypothesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho:      tidak ada perbedaan perkembangan pertumbuhan cacing sutra yang nyata pada media kultur yang berbeda
Hi:       ada pengruh terhadap perkembangan pertumbuhan cacing sutra yang nyata dengan media kultur yang berbeda.
            Ada beberapa asumsi yang diajukan dalam penelitian ini antara lain :
1.     bibit yang digunakan dalam keadaan sehat, jumlah dan ukuran yang sama
2.     Dbit air pada media kultur sama.
3.     Perombakan bahan organic pada media kultur setelah lima hari dianggap sama.

3.3.4.Perhitungan
Data yang akan diteliti yaitu : perkembangan (jumlah) cacing sutra (tubifex sp) dari masing-masing media kultur. Cacing diambil pada koloninya dengan ukuran 2 x 2 cm dan dihitung jumlahnya, apabila jumlahnya terlalu banyak maka dihitung dengan menggunakan metoda volume-trik. Berat cacing sutra juga dihitung dengan timbangan ohaus samapai akhir penelitian. Pengambilan cacing dua hari sekali. Dari sini dapat dilihat perbedaan jumlah masing-masing perlakuan, sehingga kita dapat mengetahui pupukmana yang terbaik perkembangannya (lampiran 1).
Data yang dapat dianalisa secara statistic dan apabila terjadi perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut newman keuls.

Table 1. jumlah cacing sutra (tubifex sp) pada media kultur yang berbeda
Ulanagan
Pelakuan
Jumlah
A
B
C
1
A1
B1
C1

2
A2
B2
C2

3
A3
B3
C3

Jumlah
JA
JB
JC

Rata-rata
XA
XB
XC


3.4. Analisa data
Berdasrkan data yang didapat tadi di hitung secara statistic. Apabila terdapat perbedaan dimana F hitung lebih besar dari F table maka dilanjutkan dengan uji rentang newman keuls untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik.




















IV. JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan selama lebih kurang tiga minggu, yang direncanakan pada bulan januari 2012. Adapun jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
No
Kegiatan
Bulan
Nov
Des
Jan
Feb
1
Pembuatan proposal
















2
Seminar proposal
















3
Penelitian
















4
Penyusunan laporan
















5
Seminar hasil




































V. ORGANISASI PENELITIAN

1.     Pelaksanaan Penelitian
Nama              : M.IRDAUS
NPM               : 124310009
Pekerjaan        : Mahasiswa Fakultas Pertanian UIR
Alamat                        : Fakultas Pertanian UIR Pekanbaru


2.     Dosen Pembimbing I
Nama              : Ir. FAUZI
Pekerjaan        : Dosen Fakultas pertanian UIR
Alamat                        : Fakultas Pertanian UIR Pekanbaru


3.     Dosen Pembimbing II
Nama              : Ir.ROSYADI
Pekerjaan        : Dosen Fakultas pertanian UIR
Alamat            : Fakultas Pertanian UIR Pekanbaru
































BIAYA VI. ANGGARAN

Pemakaian biaya pada penelitian ini dengan perincian sebagai berikut :

1.
Persiapan

a.
Pengetikan proposal
Rp
30.000,

b.
Perbanyakan proposal
Rp
55.000,

c.
Seminar proposal
Rp
15.000,

d.
Revisi proposal
Rp
5.000,

e.
Jilid proposal
Rp
50.000,
2.
Pelaksanaan

a.
Alat dan wadah
Rp
80.000,

b.
Bibit
Rp
15.000,

c.
Transportasi
Rp
30.000,

d.
Konsumsi
Rp
40.000,
3.
Laporan

a.
Penyusunan laporan
Rp
40.000,

b.
Perbanyakan laporan
Rp
55.000,

c.
 Seminar hasil
Rp
25.000,

d.
Revisi hasil
Rp
5.000,

e.
Jilid hasil
Rp
75.000,
4.
Biaya tak terduga
Biaya tak terduga 10%
Rp
52.000,
Total biaya seluruhnya
Rp
572.000,















DAFTAR PUSTAKA

LINGGA, P dan SUSANTO, H.1937. Ikan Hias Air Tawar Penebar Swadaya. Jakarta. 236 Halaman.
_________. 1990. Mas Koki . Penebar Swadaya. Jakarta . 144 Halaman.
MUDJIMAN, A. 1987. Makanan Ikan . Penebar Swadaya. Jakarta . Halaman .
RADIOPOETRA. 1990. Zoology . Erlangga . Jakarta .619 Halaman.
SUPRAYITNO, H, S. 1991. Kultur Makanan Alami. DIREKTORAT JENDRAL PERIKANAN. 31 Halaman
SUSANTO, H, (1990) Maanvis . Penebar Swadaya. Jakarta. 110 Halaman.




















Lampiran 1. Perkembangan (jumlah) cacing sutra (tubifex sp) dari masing-masing media kultur dari hari kedua sampai akhir penelitian.
Perlakuan /ulangan
Hari
JML

1
3
5
7
9
Dst
A
1







2






3






Jumlah







Rata-rata







B
1







2






3






Jumlah






Rata-rata







C
1







2






3






Jumlah







Rata-rata























 

blogger templates 3 columns | Make Money Online